SENTOSA88 - Banyak masyarakat yang masih tidak memahami
konsep gizi seimbang karena lebih mengenal pola makan 4 sehat 5 sempurna.
Padahal, konsep gizi seimbang ini sudah diperkenalkan sejak tahun 2010 lalu.
Lantas, apa perbedaan antara kedua konsep tersebut?
Sejak awal tahun 1990-an para ahli gizi di dunia telah menyadari bahwa konsep 4 Sehat 5 Sempurna sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada, mengingat kebutuhan tiap individu akan gizi sebenernya berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor. Misalnya saja tingkat aktivitas, usia, serta kondisi khas seperti masa kehamilan, remaja, dan sebagainya.
Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Soekirman, dalam perkembangannya ternyata konsep gizi seimbang lebih tepat untuk mengatasi masalah gizi yang ada, terutama masalah kegemukan dan gizi kurang.
Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna lebih menekankan susu sebagai penyempurnanya dan menekankan pentingnya empat golongan makanan (karbohidrat untuk tenaga, protein sebagai zat pengatur, lemak sebagai sumber energi, vitamin dan mineral pada sayur serta buah-buahan berguna untuk pemeliharaan).
Padahal, susunan makanan tersebut belum tentu sehat terntaung pada porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika sebagian besar porsi pola makan kita terdiri dari sumber karbohidrat, sedikit protein, sedikit sayur dan buah sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut dianggap tidak sehat.
Prinsip gizi seimbang memiliki empat pilar utama, yaitu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga berat badan ideal, dan pola hidup aktif.
Komposisi zat gizi seimbang yang dikonsumsi oleh tubuh setiap kali makan sebaiknya terdiri atas karbohidrat (55-60%), lemak (30%), protein (15%). Intinya adalah kita mengonsumsi beragam jenis makanan namun dalam jumlah yang tidak berlebihan. Atur jadwal makan sehari dengan 3 kali makan utama, 2 kali selingan dan susu cukup 2 kali, terutama untuk anak-anak.
Menjalankan pola gizi seimbang diharapkan bisa menjadi pertahanan dari dalam tubuh untuk menurunkan faktor risiko penyakit dan juga mencegah kekurangan gizi.