SENTOSA88 - Masih ingat tentang sekelompok kawah misterius di tundra Arktik Rusia, Siberia, yang awalnya tiba-tiba muncul pada pertengahan Juli 2014? Jika ada yang belum tahu mengenai kawah raksasa ini, dikabarkan semuanya dimulai pada pertengahan Juli 2014 ketika sebuah lubang misterius di permafrost ditemukan oleh pilot helikopter di daerah Yamal, Rusia Utara.
Kawah raksasa ini tentu saja langsung menjadi pusat perhatian dunia dan cukup mengkhawatirkan para ahli di seluruh dunia. Bahkan menurut lansiran Siberian Times, hingga February 2015, terdapat munculnya kawah-kawah baru di Siberia.
Melihat hal aneh seperti ini, tentu saja banyak penjelasan aneh yang muncul juga, dari jatuhnya misil, nyasarnya rudal hingga penjelasan mengenai alien dari luar angkasa. Banyak yang menerima gagasan meresahkan bahwa itu terjadi karena ledakan gas metana yang berkaitan dengan pemanasan global, lalu terbentuklah sebuah kawah besar raksasa itu. Metana ini juga merupakan perhatian yang serius, bukan?
Dilansir dari EarthSky, Carolyn Ruppel, Kepala dari U.S. Geological Survey’s Gas Hydrates Project mengatakan bahwa hidrat metana dalam pengaturan permafrost biasanya tidak stabil di atas kedalaman sekitar 200 meter. Kawah jauh lebih dangkal dari itu, sehingga ia mengatakan bahwa mengaitkan dengan hidrasi metana mungkin bisa dikatakan tidak. Ruppel dan ilmuwan lain menyerukan penjelasan sederhana, terkait dengan gundukan es yang menutup bumi di Kutub Urtara dan subarctic yang dikenal sebagai pingos.
Ruppel mengatakan kepada EarthSky bahwa batu mungkin telah dikeluarkan ke atas ketika metana yang mengandung gas alam, dimana gas tersebut tersimpan dalam lapisan es terus berada di bawah tekanan dengan berat pingos, secara tiba-tiba dirilis disuhu hangat dan menjadikanruntuhnya pingos. Lalu?Terbentuklah kawah raksasa itu.
Wah, berita mengenai lubang raksasa di permafrost Siberia yang tidak meledak karena sebuah ledakan metana sudah cukup menghibur, bukan? Bagaimana pun juga, gas metana adalah gas yang jauh lebih berbahaya dari karbon dioksida dan memiliki potensi untuk mempercepat pemanasan global yang cepat melalui umpan balik.