Pada 2003, peneliti Indonesia dan Australia yang melakukan ekskavasi di gua batu kapur Liang Bua menemukan fosil tengkorak kecil dan bagian rahang bawah. Meski mungil, ia memiliki susunan gigi dewasa.
Tulang yang membatu itu diperkirakan berusia 180 ribu tahun.
"Ini bukan tengkorak anak kecil, tapi sosok dewasa mini -- salah satu hominid atau makhluk mirip manusia dewasa terkecil yang pernah ditemukan," kata Mike Morwood dari University of Wollongong, Australia saat mengumumkan temuannya.
Sejumlah fosil belulang lain kemudian diekskavasi dan diidentifikasikan sebagai spesies hominid yang disebut sebagai Homo floresiensis.
Sejak penemuan tersebut, para peneliti berusaha menguak misteri asal usulnya.
Pada 2010, para ilmuwan mengungkap bahwa peralatan batu yang ditemukan di Flores menunjukkan bahwa nenek moyang manusia hobbit tinggal di wilayah itu pada 1 juta tahun lalu.
Kemudian, muncul dugaan bahwa nenek moyang hobbit adalah Homo erectus -- yang menuai perdebatan sengit soal peranannya dalam rantai evolusi manusia.
Fosil Homo erectus yang ditemukan di Sangiran, wilayah tepi Bengawan Solo di Jawa Tengah pada Abad ke-19 diduga berusia 1,5 juta tahun.
Belakangan, seperti dikutip dari situs LiveScience, para ahli menemukan peralatan dari batu yang diperkirakan berasal dari masa 118 ribu - 194 ribu tahun lalu.
Peralatan itu diperkirakan milik kerabat misterius manusia. Namun, bukan Homo erectusatau Homo floresiensis. Mereka sama sekali berbeda, mungkin nenek moyang manusia hobbit.
"Mungkin ada spesies hominid yang sama sekali berbeda di Sulawesi sebelum manusia modern datang menggunakan perahu sekitar 50 ribu tahun lalu," kata pemimpin studi, Gerrit van den Bergh, dari University of Wollongong, Australia, seperti dimuat LiveScience13 Januari 2016.
Para peneliti masih menguak misteri apa gerangan manusia purba yang membuat alat batu tersebut.
Peralatan itu diperkirakan milik kerabat misterius manusia. Namun, bukan Homo erectusatau Homo floresiensis. Mereka sama sekali berbeda, mungkin nenek moyang manusia hobbit.
"Mungkin ada spesies hominid yang sama sekali berbeda di Sulawesi sebelum manusia modern datang menggunakan perahu sekitar 50 ribu tahun lalu," kata pemimpin studi, Gerrit van den Bergh, dari University of Wollongong, Australia, seperti dimuat LiveScience13 Januari 2016.
Para peneliti masih menguak misteri apa gerangan manusia purba yang membuat alat batu tersebut.