Hal ini karena anak dengan alergi cenderung menjadi pemilih dalam hal makanan. Otomatis ini akan berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Alergi sendiri tidak didapatkan begitu saja. Alergi itu berhubungan dengan faktor genetik dan juga faktor lingkungan.
"Agar tidak timbul alergi, kalau tahu anak akan risiko alergi berdasar riwayat keluarga, maka lakukan pencegahan sebelum terjadi, semasa kehamilan dan waktu bayi lahir," papar Konsultan Alergi-Imunologi Anak Universitas Padjadjaran, Prof.Dr.Budi Setiabudiawan kepada VIVA.co.id di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 24 Maret 2016.
Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan antara lain, selama ibu hamil, ibu bebas makan apa saja kecuali yang akan menjadi pemicu alergi sang ibu. ASI merupakan susu terbaik untuk pencegahan, minimal selama 6 bulan.
Selain itu, selama menyusui boleh makan apa saja, kecuali makanan yang menimbulkan alergi bagi ibu. Bila bayi harus minum susu formula, disarankan untuk diganti dengan susu hidrolisat. Vaksinasi tetap diberikan, makanan tambahan di usia enam bulan boleh dikenalkan dari berbagai jenis makanan.
Kemudian, hindari obesitas agar tidak timbul alergi dan disarankan untuk melahirkan normal.
"Anak lahir normal keluarnya lewat saluran bawah, jadi probio flora normal usus bayi bagus, sedangkan yang seksio kuman probiotiknya tidak bagus, sehingga alergi lebih tinggi," jelas Budi.