Para ahli mengatakan, mengabaikan hal tersebut benar-benar dapat merugikan kesehatan. Mengutip laman Refinery29, ditulis Rabu (18/05/2016) Donald Belsito, seorang profesor dermatologi dari Columbia University Medical Center, New York, mengatakan, pakaian baru mengandung bahan kimia berbahaya yang mampu menyebabkan ruam dan gatal di permukaan kulit manusia.
Meskipun pakaian dijual di toko dengan merek yang berkelas namun proses pembuatan pakaian tersebut tetap menggunakan bahan-bahan kimia umum. Bahan kimia yang digunakan seperti pewarna pakaian bernama azoanilin atau resin formaldehida yang menyebabkan iritasi kulit.
Meski pakaian tersebut telah dicuci sebelum dipajang di toko, penyebab berikutnya berasal dari kondisi toko-toko tersebut. Berkembang biaknya bakteri, kutu, dan jamur sangat banyak ditemukan pada kamar ganti yang tersedia di toko pakaian.
"Saya melihat banyak kasus iritasi yang terjadi akibat bakteri yang menempel pada toko dan menyebar melalui pakaian yang digantung di kamar ganti," ungkap Belsito.
Menurut Belsito tidak ada cara untuk melacak bagaimana penyebaran tersebut terjadi. Sebab ribuan orang yang masuk ke dalam toko dan mencoba pakaian di kamar ganti menyebabkan kemungkinan bakteri menempel dengan cepat.
Untuk menghindari risiko atau kemungkinan buruk lainnya, Belsito menyarankan untuk mencuci pakaian yang baru dibeli dengan langsung tanpa harus menunggu beberapa jam atau membiarkan pakaian di dalam kamar berhari-hari.