Dilansir, Telegraph, Selasa (12/4/2016), setelah berhasil menangkap ular tersebut, Talbott mengetahui salah satu kepala tampak lebih agresif dari yang lain, mereka bahkan saling menyerang.
Memiliki dua kepala tentu saja tak mudah bagi ular tersebut, mereka tak akan bisa memangsa atau menggerakkan tubuh tanpa bekerja sama.
Meski terlihat mengerikan, Talbott mengatakan ular itu tidak berbahaya. Daya patuknya tak cukup kuat untuk menembus kulit manusia.
"Ini adalah penemuan 1 banding 10 ribu, tapi sulit untuk mengatakan ada berapa jumlah ular berkepala dua di alam liar. Dan kesempatan mereka untuk bertahan dengan kondisi seperti itu sangat kecil," ungkap Talbott.
"Aku penggemar serangga dan ular. Aku telah menghasilkan ratusan foto, dan mendapatkan gigitan sesekali. Beruntung ular-ular yang mematuk tidak berbisa," lanjutnya.
"Ular itu ditemukan oleh teman-temanku di alam liar, dan ketika aku mendengar kabar itu aku mengambil peluang untuk mengambil sejumlah foto."
"Yang mengherankan adalah kedua kepala memiliki kepribadian yang berbeda, salah satunya agresif dan merusaha mematuk apa saja di hadapannya."
"Tapi yang menjadi masalah adalah mereka memiliki satu tubuh, kepala ular yang agresif membutuhkan kerja sama dengan kepala lainnya. Tingkah mereka lucu untuk dilihat," tambah Talbott.