SENTOSA88 - Goa siluman bukan hanya goa saja namun juga menjadi bekas pesanggrahan Sultan Hamengku Buwono II. Jika mengunjungi Goa Siluman maka anda akan menjumpai relief burung Beri meski sudah aga rusak karena usia, namun masih menyisakan bentuknya yang unik. Selain itu terdapat beberapa anak tangga untuk menuju lorong kemudian pintu lengkung,lalu pintu persegi, dan beberapa pintu sederhana. Pesanggrahan ini dilengkapi dengan ornamen-ornamen indah motif kain batik, dan terdapat kolam air.
Areal
pesanggrahan mencakup wilayah kanan dan kiri jalan. Mungkin sedikit
mengherankan, tapi itu benar. Apakah ada bagian bangunan yang terpotong
dengan keberadaan jalan? Ternyata tidak. YogYES memastikannya dengan
melihat bagian bangunan di kiri jalan yang merupakan pintu gerbang masuk
pesanggrahan ini. Pintu itu bersambungan dengan lorong menuju areal
bangunan yang berada di kanan jalan. Artinya, lorong yang menghubungkan
kompleks di kanan dan kiri jalan itu berada di persis di bawah jalan
raya menuju Berbah itu.
Gua
Siluman tak berdiri sendiri karena di sekitarnya ada beberapa gua yang
lainnya yakni Gua Bibijilan (717 meter), Gua Adni (635 m), Gua Nyangkut
(390 m), Gua Kubang Lanay (302 m), Gua Tanpa Nama (400 m), Gua Landak,
Gua Tahi, Gua Karsim, Gua Bisono, Gua Idin, Gua Gede, Gua Kole dan Gua
Kecapi.
Pada
bangunan pintu gerbang itu, kami menjumpai relief burung Beri di bagian
atasnya. Bentuknya yang unik masih dapat dilihat jelas meski beberapa
bagian sudah mengalami kerusakan karena dimakan usia. Sementara pada
bagian bawah pintu, terdapat beberapa anak tangga yang menghubungkan
bagian luar dengan lorong. Bila masuk lebih ke dalam, akan dijumpai lagi
sebuah pintu yang bagian atasnya berbentuk lengkung, mungkin berfungsi
sebagai penanda sudah memasuki lorong.
Seperti
banyak pesanggrahan pada masa awal Kraton Yogyakarta, Gua Siluman juga
memiliki areal taman dan kolam. Saat ini, di areal taman itu ditanam
beragam tanaman hias sehingga areal ini tampak hijau. Tanaman hias itu
tumbuh di pinggir dua buah kolam segi empat yang juga merupakan bagian
dari bangunan pesanggrahan. Bagian pinggir dan dasar kedua kolam itu
sebenarnya terbuat dari plesteran yang cukup bagus, namun sayang tak
bisa dilihat karena airnya tak begitu bening.
Berkeliling
ke sisi barat daya, terdapat satu buah kolam air lagi yang berbentuk
lingkaran. Kolam itu dihiasi dengan arca burung Beri dengan paruhnya
yang menonjol. Bentuknya sangat unik, terutama karena paruhnya sekaligus
berfungsi sebagai pancuran air. Kolam serupa sebenarnya juga terdapat
di sebelah tenggara, namun arcanya sudah mengalami kerusakan dan
kolamnya mulai terpendam tanah.
Hingga saat
ini, beragam aktivitas kalangan Kraton selain semedi yang dilakukan di
Pesanggrahan Gua Siluman belum bisa terjawab, termasuk siapa saja yang
pernah bersemedi di tempat ini. Hal lain yang masih jadi misteri adalah
nama bangunannya sendiri. Tembang macapat yang memuat pendirian bangunan
ini mengatakan nama bangunan adalah Gua Seluman, namun papan nama yang
ada di kompleks bangunan sekarang menyebut nama bangunannya Gua
Siluman.
Dahulu,
banyak orang menganggap bangunan ini angker sehingga tak sembarangan
orang bisa memasukinya. Namun kini anggapan itu sudah tak ada sebab
beberapa orang bahkan menggunakan areal pesanggrahan untuk tempat
ngobrol. Jadi, anda bisa mengunjungi salah satu situs bersejarah ini
tanpa merasa takut.