SENTOSA88 - Belakangan
ini berkembang isu begu ganjang di tanah karo, dan orang yang disangka
memiliki begu ganjang diusir dari desa, malahan ada yang sampai dibunuh
dan rumahnya dibakar. Fenomena tersebut membuat orang bertanya apakah
begu ganjang, darimanakah asal-usul dan makna kata tersebut.
Selanjutnya, masyarakat karo percaya, disamping para Dibata masih ada
kekuatan lain yang erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Malah baik
buruknya hidup manusia tergantung pada respon yang diberikan pada
kekuatan dan tenaga ini. Mereka itulah yang disebut dengan tendi dan
begu.
Tendi (roh, nyawa) berada dalam tubuh manusia dan merupakan satu
kesatuan. Manusia menjadi makhluk yang hidup karena memiliki tendi.
Tendii memiliki zat kehidupan yang berlangsung selama-lamanya dan tidak
dapat dirusak oleh apapun. Orang karo jaman dulu mengenal dua jenis
tendi, yaitu: tendi yang terdapat dalam tubuh manusia dan berhubungan
dengannya pada masa kehidupan manusia saja. Kedua, tendi yang merupakan
bayangan yang melanjutkan aktivitas manusia. Artinya, manusia secara
biologis mungkin telah mati, tapi aktivitasnya masih dilanjutkan oleh
tendi nya.
Kehadiran tendi dalam tubuh manusia merupakan faktor penentu bagi
kesehatan manusia. Timbulnya sesuatu penyakit, kegelisahan, atau
kemalangan diyakini sebagai akibat dari lemahnya tendi, atau kepergian
tendi dari tubuh manusia. Bila kepergian tendi berlangsung lama dan
tidak datang lagi ke dalam tubuh dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian
bagi manusia. Konon ada empat penyebab tendi meninggalkan tubuh manusia
yaitu saat tidur, terkejut, mimpi dan kematian.
Demikian ulasan singkat mengenai paham orang karo tentang begu dalam
konteks ‘pneumatologi’ Batak karo tradisional. Sehubungan dengan begu
ganjang yang diyakini sebagai personifikasi bagi segala jenis roh-roh
yang mampu membuat orang meninggal secara mendadak, segera muncul
pertanyaan berikut: Adakah gejala dan isu begu ganjang yang sempat
hangat di tanah karo sebetulnya hanya merupakan gejala menularnya
berbagai jenis penyakit membahayakan yang tentu saja dapat merenggut
nyawa manusia dalam waktu singkat? Kalau memang itu, cara mengatasinya
adalah menggalakkan pengobatan secara medis, bukan dengan menuduh dan
membinasakan orang yang diduga memiliki dan memelihara begu ganjang.