“Kelamaan di satu posisi selama beberapa jam memberi beban berlebih pada leher dan tulang punggung.” Sakitnya kemudian merembet ke kepala.
Dikutip dari Best Life pada Rau (13/4/2016), berikut ini adalah 4 sakit kepala yang bukan berada di kepala:
1. Perih Ketika Menelan
Rasa perih juga muncul ketika sedang menguap, bicara, atau mengunyah. Terasa sakit di ubun-ubun, rahang bawah, pipi, dan di depan atau di dalam kuping. Ketika mulut dibuka lebar-lebar, terdengar suara meletup, berdetik, atau menggerus.
Diagnosis: gangguan sendi kaku sementara (temporomandibular joint disorder, TMJ). Otot-otot yang tegang dan nyeri di rahang dapat mengganggu fungsinya. Atau bisa juga karena bantalan tulang rawan di sendi rahang mengalami inflamasi atau bergeser (misalnya karena tersikut sewaktu bertanding olahraga atau menggeremet selagi tidur).
Perawatan: istirahatkan rahang. Artinya, hindarilah permen karet atau makanan yang menantang rahang seperti kacang, sayuran mentah, salad atau permen. Letakkan kantong es pada rahang selama 2 menit, dua atau tiga kali sehari.
Bisa juga dibantu dengan minum obat anti inflamasi untuk mengurangi sakit dan inflamasi.
“Dalam banyak kasus, gejalanya akan lenyap dalam 1 atau 2 minggu,” kata Wesley Shankland, D.D.S, seorang direktur di TMJ and Facial Pain Center di kota Columbus, Ohio, sekaligus penulis buku TMJ: Its Many Faces.
Jika gejala berlanjut, mintalah kepada dokter gigi untuk membuatkan penjaga mulut, jangan-jangan kita menggeremet selagi tidur malam.
2. Sakit Berdenyut
Sakitnya bisa di salah satu sisi kepala. Rasanya mual, perut keram, dan hilang nafsu makan. Cahaya dan suara bisa memperparah sakitnya, bahkan terkadang berkunang-kunang atau penglihatan menjadi buram.
Diagnosis: migrain. Sekitar 29 juta warga AS menderita hal ini setiap tahun. Hampir setengahnya terjadi tidak sengaja karena para dokter salah diagnosa dengan pilek sinus.
Pearawatan: ambillah obat anti inflamasi bebas resep dan berbaring di kamar yang gelap dan tenang.
“Dibawa tidur pun hampir selalu berhasil,” kata Seymour Diamond, M.D., direktur di Diamond Headache Clinic, di kota Chicago. Tapi jangan tidur berlebihan.
“Kelamaan tidur bisa memicu serangan lagi,” kata Diamond. Jauhilah alkohol, keju tua, adan daging proses karena mengandung bahan kimia yang melebarkan pembuluh darah (salah satu pemicu migrain).
Terakhir, jadwalkan pertemuan dengan dokter dan catatlah gejala-gejalanya untuk membantu dokter membuat rancangan perawatan jangka panjang.
3. Leher Kaku
Pernah mengalami kesulitan ketika menoleh? Terkadang disertai dengan semutan atau kebas di tangan dan jari.
Diagnosa: otot terkejut. Tidak perlu sampai mengalami kecelakaan mobil untuk mengalaminya, karena jatuh biasa, berguling di turunan, atau bahkan bersin yang terlalu keras dapat mendatangkan tenaga yang cukup besar untuk berayun ke satu arah lalu ke arah lain, sehingga mengagetkan otot-otot leher.
Perawatan: untuk kasus ringan, hentikan semua kegiatan yang melelahkan dan minum obat anti-inflamasi setiap 6 hingga 8 jam hingga sakit dan tegangnya mereda.
Jika gejala-gejalanya parah dan tidak lenyap dalam beberapa hari, temui dokter. Mungkin harus menjalani pemindaian sinar-X dan MRI untuk memastikan tidak ada cakram tulang yang tidak normal ataupun iritasi syaraf.
Ada juga manfaat menggunakan penyangga lembut untuk leher dan bekerjasama dengan ahli terapi jasmani untuk meregangkan dan memperkuat leher serta membetulkan yang tidak seimbang.
4. Perih di Leher
Sakit ini biasanya terjadi sewaktu menggerakkan kepala. Sakitnya bisa menjalar ke bahu dan menjelma menjadi sakit kepala.
Diagnosis: leher kaku. Kegiatan olahraga apapun dapat menegangkan otot di leher sehingga mengeras atau kaku, atau menekuk leher belakang selagi berada di dalam mobil dan terlalu lama kerja di meja.
Perawatan: Kompres leher selama 30 menit , dua atau tiga kali sehari dalam 48 jam pertama. Kemudian ganti dengan sepanas mungkin yang kita mampu dan bungkus dalam handuk basah. Lakukan selama tiga kali 30 menit.
Boleh juga minum obat anti inflamasi untuk mengurangi bengkak dan meredakan pusing yang kerap menyertai. Juga jagalah agar dagu merapat ke bawah ketika duduk dan tidurlah pada punggung atau samping, jangan pada perut. Tidur yang bertumpu pada perut dapat menekan tulang punggung yang mengarah kepada syaraf terjepit.