Legenda Mistis Batu Gantung di Pulau Samosir


SENTOSA88 -
Selain legenda Danau Toba, ternyata ada satu lagi yang cukup mistis dari tanah Samosir yaitu Legenda Batu Gantung. Konon di sekitar area batu gantung itu dilarang mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak senonoh atau akan tertimpa sial.

 
Dengan menaiki speed boat dari tepian Pulau Samosir, kami diajak oleh pengendara speed boat tersebut untuk melihat batu gantung. Oleh karena rasa penasaran yang tinggi, kami pun mau saat diajak untuk menepi di sebuah tebing di sisi danau Toba.

Tebing tersebut memiliki ketinggian 20-30 meter dari sisi danau dan di ujung tebing kita bisa melihat sebuah batu yang menggantung di sisi tebing tersebut. Di sinilah semua mitos atau legenda batu gantung bermula.

Konon dahulu kala ada seorang gadis cantik di Parapat, oleh kedua orangtuanya ia hendak dijodohkan oleh seorang pemuda. Apa dinyana, hati sang gadis telah tertambat oleh pemuda lain yang menjadi pujaan hatinya. Dia menolak ajakan kedua orang tuanya untuk menikah dengan orang lain dan lebih memilih pujaan hatinya.

Karena malu sudah menolak ajakan orangtuanya, sang gadis begitu murung dan merasa kasihan kepada orangtuanya karena menjadi buah bibir di desa mereka. Selepas pulang dari sawah, sang gadis tidak langsung pulang, tetapi lebih memilih termenung di pinggiran Danau Toba dengan ditemani oleh anjing kesayangannya bernama si Gipul.

Ketika malam tiba, sang gadis beranjak pulang dengan pikiran kosong. Tanpa disadari, ia tidak melihat sebuah lubang besar di jalan, lalu terperosok jatuh ke dalam lubang tersebut. Sang anjing ketika melihat majikannya terjatuh, ia menggonggong untuk meminta bantuan orang lain.

Di dalam lubang, sang gadis lebih memilih untuk mati dibanding menanggung malu karena menolak lamaran orang lain. Ia pun berteriak lantang dari dalam lubang, "Merapatlah..merapatlah."

Dinding lubang tersebut pun merapat dan mengubur sang gadis. Tidak berapa lama kemudian, terjadilah gempa. Tanah di sekitar Danau Toba berguguran dan hanya menyisakan seonggok batu tempat lubang sang gadis tersebut. Batu gantung tersebut bentuknya menyerupai seorang manusia.

Konon di area batu gantung, pengunjung dilarang mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak senonoh karena akan membawa kesialan. Di dasar tebing, konon juga terdapat sebuah lubang yang dihuni oleh mahluk Bunian. Setiap festival Toba berlangsung, beberapa ketua adat memberikan sesaji di bawah batu gantung dan di gua kecil tempat mahluk Bunian tersebut berasal.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »