SENTOSA88 - Bumi tempat kita tinggal merupakan sebuah planet kecil diantara
milliaran planet yang terdapat di alam semesta. Bicara mengenai alam
semesta, masih banyak rahasia yang belum terkuak sampai saat ini. Salah
satu yang menarik untuk kita ketahui adalah mengenai lubang cacing atau wormhole.
Bagi yang pernah menonton film Interstellar karya Christopher Nolan
pasti tidak asing dengan istilah lubang cacing ini. Walaupun imajinasi
dalam film tersebut terlalu jauh untuk direalisasikan saat ini, tapi
beberapa hal memang merupakan kenyataan sains, salah satunya adalah
lubang cacing tersebut.
Lubang cacing merupakan materi berbentuk bola yang terdapat di alam
semesta yang dapat digunakan sebagai “jalan pintas" menembus ruang dan
waktu. Ibaratkan kita membuat lubang sejajar pada kertas kemudian kuta
melipatnya tepat di tengah-tengah sehingga kedua lubang tersebut tepat
bertemu. Nah, lubang cacing yang sebenarnya juga menekuk ruang tapi
dalam bentuk 3 dimensi hingga bentuk dari lubang cacing sendiri adalah
bola sehingga jarak yang ada diantara alam semesta menjadi lebih pendek.
Salah satu ilmuwan yang mengungkapkan teori mengenai lubang cacing
adalah Albert Einstein. Einstein bersama asistennya, Nathan Rosesn
menyakini bahwa lubang cacing menghubungkan lubang hitam (blackhole)
dengan lubang putih. Mereka berdua berupaya membuat suatu model alam
yang meliputi semua kekuatan semesta. Atas dasar itu lubang cacing juga
disebut dengan Einstein-Rosen. Teori yang mereka kemukakan dimuat dalam
sebuah jurnal yang terbit pada tahun 1935. Isinya menjelaskan bahwa
lubang cacing dapat menghubungkan dua daerah yang terpisah oleh ruang
dan waktu.
Istilah lubang cacing (wormhole) sendiri dikenalkan oleh fisikawan yang
bernama John Wheeler pada tahun 1960. Wheller memperkenalkan istilah
lubang cacing untuk menggambarkan terowongan/ portal masuk dunia lain.
Nama lubang cacing dipilih karena ada kesamaan dengan lubang yang dibuat
cacing pada apel. Sahabat anehdidunia.com katakanlah ada sepotong apel
yang digantung di langit-langit rumah. Di bagian bawah apel tersebut ada
seekor semut yang berusaha untuk naik ke bagian atas apel. Nah,
dibanding dengan mengambil jalan dengan memutari permukaan apel, lubang
atau terowongan yang dibuat oleh cacing pada apel dapat menjadi jalan
pintas bagi semut untuk menuju bagian atas apel.
Sayangnya, untuk saat ini lubang cacing tersebut masih mustahil untuk dimanfaatkan dalam perjalanan antariksa. Lubang cacing tersebut ternyata merupakan materi yang mudah runtuh, sehingga seseorang tidak akan selamat ketika melewatinya. Secara teori, agar tidak runtuh, kita harus memasukan materi bermuatan negatif untuk menopang agar lubang cacing tidak runtuh. Materi bermuatan negatif tersebut mengeluarkan semacam gaya anti-gravitasi yang memungkinkan lubang cacing tetap bertahan.
Pertanyaannya kemudian adalah. Apakah ada materi semacam itu? Jawaban yang diberikan oleh para fisikawan adalah “ada”, namun hanya sesaat dan dalam jumlah yang sedikit. Jadi mencoba untuk melewati lubang cacing dengan selamat agar perjalanan melintasi luar angkasa menjadi lebih cepat untuk saat ini belum dimungkinkan. Itu tadi sedikit pengetahuan mengenai salah satu materi yang berada di ruang angkasa. Semoga bermanfaat!