SENTOSA88 - 'Hujan' tak terduga turun dari langit Idaho, Amerika Serikat. Bukan air atau salju, melainkan bangkai-bangkai angsa (snow goose) -- spesies angsa dari Amerika Utara.
Pada Jumat 13 Maret 2015, sekitar 2.000 bangkai hewan itu ditemukan tergeletak di area berlumpur. "Burung-burung tersebut dalam perjalanan terbang kembali dari migrasi di area barat daya AS dan Meksiko menuju sarang mereka di utara perairan Alaska," kata Steve Schmidt, supervisor dari badan suaka margasatwa atau Department of Fish and Game di Idaho, seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/3/2015).
Diduga burung-burung itu mati akibat kolera yang menyerang unggas (avian cholera). Meski hasil uji laboratorium belum didapatkan.
Belum diketahui dari mana angsa-angsa liar itu terinfeksi bakteri. Namun, aparat berupaya memastikan burung lain tak memakan bangkai angsa-angsa yang mati. Sebab, jika itu sampai terjadi, bisa-bisa mereka tertular penyakit yang sama.
"Hal yang paling penting adalah mengumpulkan bangkai-bangkai yang tersebar secepat mungkin. Untuk mencegah burung lain memangsa yang terinfeksi," tambah Schmidt.
Para ahli biologi sempat memergoki sekitar 20 elang berada dekat dengan bangkai-bangkai itu. Namun, bagaimana kondisi mereka sejauh ini belum diketahui.
Meski berpotensi membahayakan hewan lainnya, namun tak sampai berisiko terhadap manusia seperti flu burung (avian influenza) misalnya.
Idaho Department of Fish and Game mengimbau, agar orang yang kebetulan melihat sekelompon bangkai burung, khususnya memiliki kesamaan spesies, untuk tidak mendekatinya apalagi menyentuh. (Ein/Tnt)
Pada Jumat 13 Maret 2015, sekitar 2.000 bangkai hewan itu ditemukan tergeletak di area berlumpur. "Burung-burung tersebut dalam perjalanan terbang kembali dari migrasi di area barat daya AS dan Meksiko menuju sarang mereka di utara perairan Alaska," kata Steve Schmidt, supervisor dari badan suaka margasatwa atau Department of Fish and Game di Idaho, seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/3/2015).
Diduga burung-burung itu mati akibat kolera yang menyerang unggas (avian cholera). Meski hasil uji laboratorium belum didapatkan.
Belum diketahui dari mana angsa-angsa liar itu terinfeksi bakteri. Namun, aparat berupaya memastikan burung lain tak memakan bangkai angsa-angsa yang mati. Sebab, jika itu sampai terjadi, bisa-bisa mereka tertular penyakit yang sama.
"Hal yang paling penting adalah mengumpulkan bangkai-bangkai yang tersebar secepat mungkin. Untuk mencegah burung lain memangsa yang terinfeksi," tambah Schmidt.
Para ahli biologi sempat memergoki sekitar 20 elang berada dekat dengan bangkai-bangkai itu. Namun, bagaimana kondisi mereka sejauh ini belum diketahui.
Meski berpotensi membahayakan hewan lainnya, namun tak sampai berisiko terhadap manusia seperti flu burung (avian influenza) misalnya.
Idaho Department of Fish and Game mengimbau, agar orang yang kebetulan melihat sekelompon bangkai burung, khususnya memiliki kesamaan spesies, untuk tidak mendekatinya apalagi menyentuh. (Ein/Tnt)