Untuk menyempurnakan penelitiannya tersebut, Thomas berniat merasakan bagaimana hidup seperti kambing gunung. Menurutnya, kambing gunung adalah contoh kesederhanaan yang hidup dalam lingkup asri. Kambing gunung tak pernah diberi makanan khusus, mereka cukup makan rerumputan segar pegunungan.
Thomas kemudian merancang tungkai buatan yang memungkinkan ia berjalan dengan merangkak namun tetap membuatnya nyaman. Ia bahkan memesan perut kambing buatan yang akan membantunya mencerna rumput untuk ia konsumsi.
Thomas kemudian membujuk seorang petani kambing agar membolehkannya untuk bergabung dengan kawanan kambing miliknya di Pegunungan Alpen, Swiss.
"Aku biasanya hanya mampu mengikuti mereka sejauh satu kilometer. Setelah itu mereka akan meninggalkanku dalam debu," tukas Thomas sebagaimana dilaporkan oleh Motherboard, Jumat (15/08/2015).
"Jadi aku menghabiskan sisa hari berusaha mengejar mereka. Dan akhirnya aku menemukan mereka di padang rumput."
Menurut Thomas, yang menakutkan baginya adalah perjalanan saat mengikuti kawanan kambing di jalan yang berbatu. Sebab, ia tak lagi mempunyai tangan untuk berpegangan saat terjatuh. Tangannya telah dibungkus agar menyerupai kaki kambing.
"Malamnya punggungku akan terasa sangat pegal karena aku harus membungkuk terus-terusan." (sul)