Istilah Segitiga Bermuda pertama kali muncul pada masa pelayaran Christopher Columbus dalam catatan pelayarannya. Di catatan tersebut tertulis bahwa pada saat berlayar melewati Segitiga Bermuda, semua alat navigasi milik Columbus mendadak tidak bisa berfungsi dengan benar dan saat itu pula, salah satu awak colombus mengaku melihat cahaya terang yang aneh di cakrawala dan beberapa awak yang lain menuturkan melihat cahaya seperti meteor. Pada tahun 1951, seorang penulis majalah Associated Press yang bernama E.V.W. Jones menulis berita tentang hilangnya pesawat terbang saat melintasi kawasan segitiga Bermuda dan berita tersebut menjadi dokumentasi pertama kali tentang wilayah tersebut. Sejak saat itu, misteri Segitiga Bermuda menjadi legenda dari waktu ke waktu yang tak pernah terungkapkan dengan pasti walaupun sudah banyak ahli yang menyebutkan teori tentangnya.
Berbagai teori mengenai misteri Segitiga Bermuda banyak bermunculan dari mulai teori ilmiah, mitos, legenda, hal-hal berbau mistis dan lain sebagainya. Namun teori yang terkenal dan lebih masuk di akal adalah teori ilmiah tentang adanya gas metana dan pusaran air yang dikemukakan oleh U.S Geological Survey pada tahun 1981 sebagai penyebab banyaknya kecelakaan yang terjadi di kawasan tersebut. Teori ini menyebutkan bahwa di dasar laut Segitiga Bermuda terdapat tambang gas metana yang besar dan membuat air bercahaya putih pada saat-saat tertentu. Tambang tersebut dapat meledak secara tiba-tiba dari dasar laut yang retak dan menyapu apapun yang melintas di kawasan tersebut, lalu hilang tanpa jejak karena sisa-sisa kapal atau pesawat yang hancur tersedot pusaran air dan tenggelam hingga dasar laut.
Namun, ada juga yang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda dengan hal-hal metafisis dan tidak masuk akal seperti merupakan pangkalan UFO, sarang monster laut, rumah iblis dan lain-lain. Berdasarkan literatur-literatur lama, kawasan tersebut merupakan sarang makhluk-makhluk purba misterius karena menaungi lautan Sargasso yang memang kabarnya menjadi habitat hewan-hewan raksasa. Bahkan, ada literatur yang menyebutkan bahwa pada abad ke-16, Olaus Magnus membuat peta lautan yang diberi nama Carta Marina yang menjelaskan tentang adanya naga laut di dasar segitiga bermuda dan sering menyerang kapal yang melintas.
Namun, di balik banyaknya versi mengenai misteri Segitiga Bermuda, kawasan ini menjadi tempat penyelaman terbaik di dunia karena banyaknya bangkai kapal yang sudah berubah dan membentuk berbagai terumbu karang yang indah. Tercatat terdapat kurang lebih 300 bangkai kapal karam yang menjadi terumbu karang di dasar lautan tersebut. Beberapa terumbu karang yang indah dan terkenal berasal dari kapal Cristobal Colon yang berada di kedalaman 16 meter di bawah laut, kapal L’Herminie yang berada di kedalaman 10 meter, kapal Mary Celestia di kedalaman 16 meter dan masih banyak lagi kapal lainnya.